VeHealth.com - Secara alami wanita akan tertarik pada pria bersuara dalam karena
terdengar macho dan jantan. Tapi yang tidak banyak diketahui oleh
keduanya adalah tim peneliti dari University of Western Australia
menemukan bahwa pria dengan suara yang bernada rendah seperti ini
memiliki konsentrasi sperma yang rendah.
"Testosteron yang
membuat suara pria menjadi dalam ternyata pada waktu yang bersamaan juga
mampu menekan produksi sperma ketika kadarnya sedang tinggi," terang
ketua tim peneliti Leigh Simmons, Ph.D., seorang profesor di bidang
biologi evolusioner dari Western Australia.
Namun nyatanya
rendahnya nada suara yang dimiliki seorang pria bukanlah satu-satunya
petunjuk rendahnya jumlah sperma yang dimilikinya.
Selain itu, ada 5 indikator rendahnya jumlah sperma seorang pria dilihat dari kondisi fisiknya seperti halnya dilansir dari MSN, Kamis (13/9/2012) berikut ini:
1. Panjang jari
Berdasarkan
studi yang dipublikasikan dalam British Journal of Cancer, pria yang
jari telunjuknya lebih panjang daripada jari kelingkingnya memiliki
kemungkinan terkena kanker prostat sebesar 33 persen.
Tapi
ternyata di balik itu diketahui bahwa sejak berada dalam kandungan,
orang yang jari telunjuknya lebih panjang hanya terpapar testosteron
dengan kadar yang sedikit, kata peneliti.
2. Warna kuku
Kuku
yang sehat itu terlihat halus dan tidak menunjukkan adanya
bercak-bercak tapi "kalau ada warna kemerahan di bagian bawah kuku jari
bisa jadi merupakan tanda penyakit vaskular kolagen seperti lupus,"
ungkap Neil Sadick, MD, profesor klinis di bidang dermatologi dari Weill
Cornell Medical College.
"Kondisi ini disebabkan oleh peradangan pada pembuluh darah di bawah kuku itu sendiri," lanjutnya.
Sebuah
studi juga menemukan bahwa kuku yang berwarna putih dapat dikaitkan
dengan gangguan hati, bahkan adanya lekukan yang tak lazim pada kuku
bisa jadi menunjukkan gejala kanker paru-paru.
3. Daun telinga
Lipatan
diagonal di daun telinga berpotensi sebagai salah satu tanda adanya
masalah kardiovaskular. Hal ini diungkap sebuah studi dari University of
Chicago.
Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa partisipan
yang memiliki lipatan diagonal (dan sebelumnya tidak didiagnosis dengan
penyakit arteri koroner) memiliki kecenderungan untuk mengalami serangan
jantung delapan kali lebih besar dibandingkan partisipan yang tak
memiliki lipatan diagonal di daun telinganya.
Peneliti menduga
daun telinga dapat memberikan peringatan kesehatan yang reflektif karena
kesamaan struktur dengan pembuluh darah yang memasok darah ke daun
telinga dan jantung. Tapi lipatan pada daun telinga juga bisa
diakibatkan oleh proses penuaan.
4. Indera penciuman
Ketidakmampuan
untuk mengidentifikasi perintah tertentu bisa diartikan sebagai salah
satu gejala penyakit Parkinson. Hal ini diamini oleh sebuah studi yang
dilakukan peneliti dari Institute for Neurodegenerative Disorders dan
University of Pennsylvania.
Peneliti menemukan bahwa ketika
diberi tes kecil, pasien Parkinson hanya dapat mengidentifikasi separuh
bau-bauan yang disediakan dengan benar.
Studi lain yang
dipublikasikan dalam jurnal Annals of Neurology juga mengemukakan bahwa
gangguan indera penciuman ini dapat mendahului serangan penyakit
Parkinson dalam kurun 4 tahun.
5. Rambut
Kebotakan bisa terjadi secara alami tapi kondisi ini juga merupakan sebuah petunjuk adanya kondisi yang lebih serius.
"Rambut
rontok dapat menjadi gejala penyakit tiroid atau kanker tiroid. Apalagi
jika Anda mengidap hipertiroidisme atau tiroid Anda tak dapat berfungsi
dengan baik maka sebagai gejalanya, Anda akan mengalami rambut rontok,"
ujar Sadick.
Sebaliknya, hipotiroidisme juga dapat dilihat dari
kondisi alis mata yang ketipisannya terlihat tak biasa. Lagipula,
"terkadang pria yang sudah berambut halus sejak kecil harus diantisipasi
karena nantinya mereka bisa saja mengalami kerontokan rambut genetis,"
pungkasnya. (fn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar