VeHealth.com - Kegiatan sepeda santai Peduli Talasemia, Minggu (21/11/2010) di
Semarang, diikuti lebih dari 2.000 peserta. Dana yang terkumpul dari
penjualan tiket sebesar Rp 100 juta untuk membantu membiayai cuci darah
bagi penderita talasemia di Jawa Tengah. Tiket terjual 5.000 lembar
dengan harga
Rp 20.000 per tiket.
Kegiatan tersebut dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Dia mengatakan, kegiatan penggalangan dana bagi penderita talasemia ini juga mendorong masyarakat semakin cinta olahraga hemat energi, yakni bersepeda.
Ketua Yayasan Thalasemia Indonesia Semarang dr Kusmiyati menyambut gembira partisipasi masyarakat, terutama pencinta sepeda yang menggembirakan dalam penggalangan dana bagi kelangsungan penanganan pembiayaan medis penderita talasemia, yakni penderita kelainan darah, di Jateng.
”Peran serta pencinta sepeda menyukseskan kegiatan ini adalah bakti luar biasa dalam kemanusiaan terhadap sesama. Kami berharap kegiatan ini bisa meringankan penderita talasemia,” ujar Kusmiyati.
Kusmiyati mengatakan, Yayasan Thalasemia kini menangani pelayanan medis terhadap 181 penderita kelainan darah di sejumlah kota di Jateng. Penderita kelainan darah itu terdiri atas orang-orang yang punya potensi, dari usia enam bulan hingga 50 tahun.
Pelayanan medis terhadap penderita talasemia mestinya minimal harus cuci darah setiap bulan. Untuk cuci darah dapat ditangani sejumlah rumah sakit di Kota Semarang. Hanya saja, layanan cuci darah cukup mahal, sekitar Rp 800.000 per pasien, dan tidak semua penderita dari kelompok masyarakat yang mampu.
”Ada penderita yang baru mau cuci darah setelah merasakan badannya lemas, lesu, dan tidak berdaya. Kondisi itu terjadi karena papsien itu kemungkinan terlambat menjalani prosedur cuci darah secara periodik. Kegiatan sepeda santai itu akan bisa mengurangi pasien yang terlambat menjalani proses itu,” ujar Kusmiyati. (ka)
Rp 20.000 per tiket.
Kegiatan tersebut dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Dia mengatakan, kegiatan penggalangan dana bagi penderita talasemia ini juga mendorong masyarakat semakin cinta olahraga hemat energi, yakni bersepeda.
Ketua Yayasan Thalasemia Indonesia Semarang dr Kusmiyati menyambut gembira partisipasi masyarakat, terutama pencinta sepeda yang menggembirakan dalam penggalangan dana bagi kelangsungan penanganan pembiayaan medis penderita talasemia, yakni penderita kelainan darah, di Jateng.
”Peran serta pencinta sepeda menyukseskan kegiatan ini adalah bakti luar biasa dalam kemanusiaan terhadap sesama. Kami berharap kegiatan ini bisa meringankan penderita talasemia,” ujar Kusmiyati.
Kusmiyati mengatakan, Yayasan Thalasemia kini menangani pelayanan medis terhadap 181 penderita kelainan darah di sejumlah kota di Jateng. Penderita kelainan darah itu terdiri atas orang-orang yang punya potensi, dari usia enam bulan hingga 50 tahun.
Pelayanan medis terhadap penderita talasemia mestinya minimal harus cuci darah setiap bulan. Untuk cuci darah dapat ditangani sejumlah rumah sakit di Kota Semarang. Hanya saja, layanan cuci darah cukup mahal, sekitar Rp 800.000 per pasien, dan tidak semua penderita dari kelompok masyarakat yang mampu.
”Ada penderita yang baru mau cuci darah setelah merasakan badannya lemas, lesu, dan tidak berdaya. Kondisi itu terjadi karena papsien itu kemungkinan terlambat menjalani prosedur cuci darah secara periodik. Kegiatan sepeda santai itu akan bisa mengurangi pasien yang terlambat menjalani proses itu,” ujar Kusmiyati. (ka)
sumber: kompas cetak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar