VeHealth - Beberapa remaja kini telah mengalami pubertas dini karena pengaruh
lingkungan, tetapi tidak sedikit juga yang mengalami masalah karena
tertundanya pubertas. Tertundanya masa puber pada anak perempuan maupun
laki-laki dapat memperlambat perkembangan seksual.
Menurut
Children's Memorial Hospital, masa pubertas yang normal terjadi ketika
bagian dari otak yang disebut dengan hipotalamus mengirimkan hormon ke
bagian lain dari otak yang disebut pituitari. Hormon ini dapat
merangsang kelenjar hipofisis untuk memproduksi 2 hormon yang berbeda.
Kedua
hormon tersebut merangsang ovarium pada wanita untuk membuat estrogen
dan androgen, sedangkan pada pria akan merangsang testis untuk membuat
testosteron.
Hormon tersebut menyebabkan perkembangan payudara,
pertumbuhan rambut kemaluan dan menstruasi pada anak perempuan.
Sedangkan pada anak laki-laki akan menyebabkan tumbuhnya rambut kemaluan
dan wajah seperti kumis dan jambang, perkembangan badan, serta
perbesaran penis dan testikel.
Pubertas biasanya terjadi antara
usia 7 sampai 13 tahun untuk anak perempuan, dan antara usia 9 sampai 15
tahun untuk anak laki-laki.
Lucile Packard Children Hospital
(LPCH) di Stanford mencatat gejala tertundanya pubertas pada anak
perempuan seperti payudara tidak kunjung berkembang meski telah berusia
13 tahun, menstruasi baru terjadi setelah 5 tahun semenjak pertumbuhan
payudara, rambut kemaluan tidak kunjung tumbuh pada usia 14 tahun, dan
tidak mendapat menstruasi hingga usia 16 tahun.
Pada anak
laki-laki, gejala tertundanya pubertas ditandai dengan kurangnya
pembesaran testis pada usia 14 tahun, kurangnya rambut kemaluan pada
usia 15 tahun, dan membutuhkan waktu lebih dari 5 tahun untuk perubahan
badan.
Seperti dilansir EmpowHer, Selasa (23/10/2012),
jika pubertas tidak kunjung datang meski anak telah mencapai usia lebih
dari 15 tahun, mungkin kondisi kesehatan berikutlah alasannya:
1. Constitutional Growth delay (CGD)
Children’s
Hospital Boston menyatakan bahwa sekitar 60 persen dari anak laki-laki
yang pubertasnya tertunda disebabkan oleh Constitutional Growth delay
(CGD), yaitu penundaan pertumbuhan tulang sementara.
2. Masalah pada kelenjar hipofisis
Dalam
kasus lain, Children’s Memorial Hospital menyatakan bahwa baik anak
laki-laki dan anak perempuan yang tidak kunjung mengalami pubertas
mungkin memiliki masalah pada kelanjar hipofisis atau hipotalamusnya.
Otak
tidak mampu membuat hormon yang diperlukan untuk memulai pubertas.
Ovarium dan testis mungkin dapat bekerja secara normal, tetapi tidak
pernah menerima sinyal dari otak untuk mulai membuat hormon pubertas.
3. Masalah pada ovarium atau testis
Penyebab
lain mungkin adalah masalah pada ovarium atau testis yang tidak dapat
membuat hormon pubertas meski otak telah terus menerus mengirim sinyal
ke indung telur dan testis.
4. Masalah pada kromosomTertundanya
pubertas dapat disebabkan karena masalah pada kromosom. Hal ini
menyebabkan masalah pada produksi hormon seks dan dapat memperlambat
perkembangan seksual.
5. Kondisi fisik
Pubertas tertunda juga dapat
disebabkan oleh kondisi fisik antara lain kekurangan gizi, penyakit
kronis seperti diabetes, efek samping obat, infeksi dan trauma pada
ovarium dan testis. (fn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar