VeHealth - Bosan menikmati hidangan yang terbuat dari ayam atau daging sapi?
Daging kelinci mungkin dapat menjadi pilihan menu baru bagi Anda. Di
Indonesia, daging kelinci dapat ditemui di daerah puncak. Di sana banyak
yang menjual sate daging kelinci yang terkenal kelezatannya.
Di beberapa negara, mengonsumsi daging kelinci sudah menjadi hal yang
umum. Kelinci sering diolah menjadi hidangan-hidangan lezat seperti
semur (stew), nasi goreng, pie dan bahkan topping taco, masakan khas Meksiko.
Daging kelinci juga sangat lezat jika digoreng biasa, dipanggang atau
dibakar. Dagingnya yang khas dan lembut apabila dimasak dengan tepat
dapat menjadi nilai tambah. Untuk memasak daging kelinci ini, diperlukan
manajemen waktu yang tepat.
Memasak kelinci terlalu matang akan mengubah teksturnya menjadi karet
dan kering. Hal ini disebabkan daging kelinci memiliki lemak yang
rendah. Untuk menghindari hal tersebut berikut beberapa tips seperti
yang dilansir oleh yumsugar.com.
-Jangan membuang tulang.
Tulang pada kelinci membantu untuk mengunci kelembaban daging
kelinci. Karena tulang kelinci berukuran kecil dan potongannya tidak
terlalu besar maka sangat berharga untuk menjaga tulang di saat memasak.
-Masak perlahan.
Cobalah masak daging kelinci di dalam panci, kemudian siram dengan cairan perasan seperti wine atau
cuka, biarkan selama kurang lebih satu jam dengan api kecil. Teknik ini
menjadikan daging menjadi penuh kelembapan, bahkan dapat membantu
melembutkan teksturnya.
-Periksa suhu.
Daging kelinci harus mencapai suhu 70 derajat celsius saat dimasak.
Dengan suhu ini, daging akan menjadi lembut dan mudah dipisahkan dari
tulangnya, sekaligus menghindarkan daging kelinci menjadi memiliki
tekstur seperti karet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar